Kontroversi selalu mendapat perhatian lebih. Miyabi Maria Ozawa diundang ke indonesia untuk bermain film, "Menculik Miyabi" produksi Maxima Picture. Mudah di tebak, Miyabi seperti biasa dalam sinetron akan disuruh akting menangis, dan merintih dalam film terbaru yang akan dibuat itu. Sebagai hadiah, mungkin beberapa potong cuplikan "seni menggetarkan sens pria" akan muncul di beberapa momen dan itu wajib. Jika tidak, kenapa mesti Miyabi?
Di ujung cerita, akan muncul seorang pendekar berkuda putih, menyelamatkan Miyabi dari "sarang penyamun" dan sudah! Film pun selesai. Bubar.
Apa yang dikerjakan oleh Raditya Dika dan Maxima Picture dalam Menculik Miyabi hanya sesederhana itu. Tapi seni mengelola kontroversi untuk meraup rupiah dalam kasus ini sangat brilian. Persis seperti apa yang dilakukan Ahmad Dani dalam beberapa karyanya. Namun betapapun Maxima Picture mendatangkan Miyabi Maria Ozawa pastinya tidak sedang menyedot perhatian Parlemen Norway untuk dibuatkan Nobel. Ini lebih berat unsur bisnis dari pada sisi humaniora.
Maria Ozawa: From Japan With Love
Tidak salah secara legal, "Silahkan Miyabi datang ke Indonesia asalkan tidak melanggar UU. Selama tidak melanggar UU, kenapa Miyabi dilarang? Masa orang datang ke Indonesia kita usir", demikian Menteri Agama Maftuh Basyuni."Asal tidak porno", ia menambahkan.
Tidak ada akting "melucuti" pakaian? Ah sayang sekali.
Siapa yang tidak suka melihat Miyabi tanpa sehelai benang? Mungkin anda fikir tidak ada. Tentu, selain pria normal suka melihat tubuh wanita. Miyabi telah "menggoda" Maxima Picture dan Raditya Dika demikian intense sehingga merasa patut membuatkannya sebuah film.
Jika anda yakin, orang alim pun senang melihat wanita telanjang, itulah alasan kenapa mereka menikahi wanita. Suka melihat wanita polos adalah kodrat manusia, naluri hakekat manusia.
Jujur, sangat menyenangkan jika melihat Miyabi polos tanpa busana. Mantapz.
Raditya Dika seorang anak muda normal bisa jadi penggemar film porno yang di bintangi Miyabi Ozawa Maria, tidak ada kesimpulan lain. Diluar kehidupan pribadinya, seorang Miyabi Ozawa dilahirkan ke planet ini untuk menjadi bintang film porno.
Jadi jika anda masih bertanya, kenapa Maxima Picture, Raditya Adit dan Miyabi ada dalam satu figura, satu bingkai? Itu karena Maxima Picture, Miyabi dan Raditya punya kesamaan visi tentang dunia gambar bergerak.
Maria Ozawa: Miyabisme, Agama Baru Glodok
Rencana kedatangan Miyabi telah menjadikan DVD film dewasa yang di bintanginya paling dicari di Glodok, dan harganya bergerak naik kisaran Rp.8.000 hingga 15.000 rupiah padahal sebelumnya hanya bernilai Rp.5.000-Rp.6.000 saja perkeping.
Masalahnya kemudian adalah, apa yang akan dilakukan seseorang setelah menikmati
Seorang pria akan lari pulang kerumah menemui isterinya, lalu bercinta.
Malang nasib bujangan, mereka harus "melakukannya" sendirian, maksudnya, meredam reaksi kimia dalam dirinya sendirian. Karena jika tidak, mereka mungkin akan mengganggu wanita tetangganya.
Tidak ada yang bertanggung jawab jika seseorang seperti teman saya Jimmy bertindak bodoh menggoda isteri tetangganya setelah melihat Blue Film Miyabi selain dirinya sendiri.
Terlalu dramatis menuntut Maxima Picture turut bertanggung jawab.
Maxima Picture tidak bisa dikenai pasal KUHAP yang biasa dijatuhkan pada supir truk: "Kelalaian menyebabkan orang lain celaka".
Seolah tayangan aksi Sulap Master, "Jangan tiru adegan ini!"
Bisakah seseorang tidak meniru adegan DVD Porno Miyabi Maria Ozawa setelah selesai menyaksikan film birunya terbaru?
Seharus nya bisa.
Bisakah?
Wanita dikaruniai keindahan, seperti kata teman saya Jimmy, "Tidak ada keindahan pada tubuh pria, wanita telah merampas semuanya. Jika saya ditakdirkan menjadi wanita, maka saya akan jadi Lesbian". Jimmy seorang pria hanya mengungkapkan kekagumannya atas keindahan wanita. Keindahan seperti yang dimiliki Maria Ozawa alias Miyabi, bintang film porno asal jepang negeri sakura kelahiran Hokokaido, 8 Januari 1986 ini. Selamat datang di Indonesia Miyabi Ozawa Maria, selamat membuat film terbaru untuk di download.
Maria Ozawa: Pro Kontra Terbaru
Kedatangan Maria Ozawa adalah kontroversi. Jakarta dibelah jadi dua, tapi Maria Ozawa jelas bukan seorang kriminal, paling tidak untuk ukuran Jepang, namun kita juga punya nilai ketimuran, tentu saja berbeda..
No comments:
Post a Comment