Thursday, September 17, 2009

Kursus Merayu Pria.


Wisencare | Blogger Bogor | Post Terbaru | tag: Kursus Merayu Pria.



Salah satu cara paling absolut untuk bertahan dalam bisnis adalah kreativitas. Kreativitas bisa berarti penyegaran, branding up terobosan, dan mencari ide-ide baru. Kreativitas seperti motto laboratorium, "Melihat kepada yang dilihat semua orang, dan memikirkan apa yang belum terlintas dalam pikirkan orang".

Apalagi ditengah situasi ekonomi global yang krisis. Kreativitas memang mutlak diperlukan.

Krisis ekonomi hampir melanda semua bidang dan semua negara. Tidak terkecuali di kawasan Lampu Merah Amsterdam yang terkenal dengan etalase-etalase pink yang tertata rapi di satu sudut kota. Krisis juga menerpa bisnis prostitusi.

Pelanggan yang berkantong tebal, om om senang yang biasa menghabiskan waktu waktu dan tentunya uang di hari hari libur dan waktu senggang mengencani wanita etalase kini jauh berkurang.

Demi menarik kembali pelanggan, dan menggairahkan transaksi pelayanan seks, seorang Mariska Majoor, mantan pekerja seks komersial (PSK) membuka Kursus Singkat Merayu Pria Dari Balik Jendela" khusus bagi pekerja seks komersial. Kursus ini juga dimaksudkan untuk mengubah citra negatif kawasan Lampu Merah.

Majoor juga ingin mengungkapkan bahwa bekerja dalam bidang ini sungguh menyenangkan. "Tidak semua PSK bekerja disini karena terpaksa. Sebagian bekerja dengan senang hati dan sukarela. Prostitusi juga punya sisi menyenangkan," kata Majoor.

Belajar dari pengalaman, ternyata bukan hal mudah, diperlukan cara tertentu untuk menarik perhatian dan keinginan pria untuk "belanja" sesering mungkin. "Banyak hal bisa dipelajari para PSK dalam kursus ini," demikian Majoor. "Selain tatapan mata, bahasa tubuh, seorang pekerja seks komersial juga harus punya kepercayaan diri. Mereka tidak boleh merasa jadi objek seksual. Sebaliknya, merekalah yang berkuasa," kata Majoor kepada NRC Handelsblad.

Tampaknya Mariska Majoor ingin mempraktekkan phylosophy tentang pekerjaan: Menjadikan hobby menghasilkan uang..

Itu kisah di negeri kincir angin. Yang perlu ditiru adalah kreativitasnya, semangat untuk membuat inovasi baru, cara untuk bertahan dari terpaan krisis ekonomi.

Di Negeri Kincir angin, seorang pekerja seks dilindungi hukum, pekerja seks komersial seperti halnya di lampu merah Nietherland dianggap oleh negara seperti orang yang bekerja pada umumnya dikenai pajak penghasilan dan tentunya memperoleh asuransi kecelakaan kerja. Tidak ada perbedaan antara seorang "pandai besi" dengan seorang pekerja seks komersial. Dalam hukum semua sama.


Banyak cerita unik dan "menggoda" seperti cerita sudut taman kota yang menjadi tempat kencan homoseksual, even organizer yang mengelola pesta seks di tempat eksotis, semua itu wajar di negeri om Van Nistelroy.


Haya sekedar bacaan santai, tidak sedang menganjurkan postitusi, bahkan untuk sekedar coba coba? Jangan!!


Patut di lihat juga
Surat Cinta Buat Marshanda. dari seorang psikiatris lulusan "Cambridge".

No comments:

Post a Comment